Hening sunyi sepi sendiri
Hitam pekat gelap gulita
Tak ada sesosok bayangan menghampiri
Tak ada setitik cahapun bersinar
Hanya angin yang menemani
Menari lembut mengusik raga
Berhembus lambat mengajak pergi
Meniup perih yang tak kunjung reda
Kemanakah purnama pergi.?
Disaat mentari tak kunjung kembali
Disaat nafas mulai terhela hela
Disaat gejolak rindu kian memanas
Kapankah mentari baru tiba.?
Setelah tragedi pergi nya senja
Tanpa sepatah salam perpisahan
Ataupun jejak senyum kenangan
Kerap melangkah namun tak melangkah
Kerap berlari namun tak berlari
Mencari cahaya tak ku temukan
Yang ada hanya decapan irama tangisan hujan
Lalu siapa yang pantas disalahkan.?
Dan siapa yang akan tersalahkan.?
Apakah waktu yang terus bergerak tanpa jeda.?
Atau hati yang egois dan logika yang terlalu tegas.?
Hirau ketika terlihat
Berontak ketika bersama
Sesal setelah ditinggal
Tangis setelah terlupakan
Sesal – oleh Desy Tresna
Bandung