DERAI

Aku disini menghitung cumbuan angin
lekat wajah ibu,pemanja ari”ku
berapa lama sudah kuterpejam menekan kejap mata yg msh berderai….sepenggal canda kanak”ku
“anak lelaki tak boleh menangis…
dan kancah rantau akan jd tmptmu bermain…
namun lelaki punya hati dan nafas ibu sudah jd bisik tuhan disini
tahajud ku melabuh do,a…menampak dia tua renta berkebaya lusuh…sebuah senyum abadi..mengharap akhir perjalanan ini…aku kan kembali…luluh bersimpuh mencari ari”ku lagi…..
(indario-jakarta)

Leave a Comment