Sebilah pedang dan sebuku bambu

Air berlari-lari hingga tumpah mengucur
dari mulut gelas
seperti riak jeram berpaut keras
tak bersisa, meninggalkan hening dan bening
lalu, siapa lagikah yang menghadirkan ceria di kala senyap?

walau lidah tiada bertulang
namun lebih tajam dari sebilah pedang
begitu juga runcing pena lebih dari
sebuku bambu dan tinta ini hinggap
bagai tetes darah terhunus sebilah pedang dan sebuku bambu

26 Agustus 2010

*Digoreskan oleh mahasiswa yang masih aktif di divisi Sastra Kelompok Studi Seni Universitas Lampung

1 thought on “Sebilah pedang dan sebuku bambu”

Leave a Comment