utang handphone

tak kan ku bayar yang di tangan
sebelum mereka dalam pengakuan
ku tetap apa yang kuteguhkan
karna juga terlalu jauh kutundukkan
sebagian orang mungkin bingung
lagi terkasat lari akan utang
lalu pernah ku tulis niaga tak berimbang
kini syukurku mengarung

tak juga besar hati dalam hikmati
jika bersungai itupun kan kembali
selagi anak itu ditutup tuk memahami
cekal adzab kan membanjiri

namun dalam tulis ku berbaca
bukan pula dari membeda
aliran itu kan tetap memaha
semoga lebih baik menenggang rasa

(karya : dian a. noor)

4 thoughts on “utang handphone”

  1. iya, ini masalah pribadi yang terlanjur jadi kaca…
    yah.. inilah pembelaanku dan niatku.
    karna kadang orang tidak menanya karna segan atau apa lah setelah dengar yang juga tidak2. lagi pula daripada orang jadi juga berdosa nilai yang ngga2, mending kita tebas pohon yang justru beri gersang (ibarat tak faedah)

    Reply

Leave a Comment