Jingga – oleh Sifandrea Cho

Seperti jingga di langit senja, aku tahu bahwa kau hadir hanya untuk sesaat.
Sebab itu ku hargai satu dua detik bersamamu.
Mungkin tak apa jika terlalu singkat karena bayangmu masih sanggup ku lukis.
Namun, entah cinta, entah rindu pun entah pilu
Bersamamu membuatku bahagia sekaligus rapuh.
Kau pernah hadir dan mengukir selengkung senyum di wajah ini
Hingga di detik berikutnya, kau berlalu tanpa pernah menoleh.
Tahukah kau apa yang sedang terjadi pada diri ini kala kau beranjak?
Pernahkah kau melihat bulir air mata yang tak kunjung henti?
Sadarkah kau jika kau telah menggores sebentuk lara yang menolak untuk sembuh?
Jingga, jika suatu saat nanti kau hadir dan tak lagi melihatku ada untuk menunggu.
Ketahuilah bahwa bukan cinta ini yang pudar,
melainkan lelah yang memaksa untuk kembali.
Kembali pada hati yang baik-baik saja saat kau tak ada.
Kembali pada hari dimana hanya ada aku dan langit.
Tanpa jingga ataupun senja.
Biarkan aku melewati senja dan mulai menunggu malam.
Mungkin saja bintang mampu melipur perih dalam hati.
Sampai aku terlelap dalam alunan angin malam dan bermimpi dalam khayal rembulan.

Tapi jingga, bolehkah aku tetap berdiri dibalik tirai untuk diam-diam melihatmu?

Jingga – oleh Sifandrea Cho
Jakarta
http://insidesifandrea.blogspot.co.id/

Leave a Comment