Embun – oleh Rahayu Budiyani

Hai embun..
Kuabdikan namamu dengan segenap jiwa..
Ku cintai ragamu yang sejuk..
Tiap kali kusentuh engkau yang membasahi daun di pagi hari..

Aku ingin menatapmu terus..
Aku ingin bersamamu lebih lama..
Namun fajar sudah menanti giliran..
Cahaya surya yang bersembunyi..
Kini harus kembali..
Memancar dan menerangi..
Segenap belahan dibumi ini..
Memimpin untuk memerangi..
Kekacauan diantara kedamaian..

Aku diam..
Tak hanya sejenak..
Tetapi, cukup lama..
Lama yang penuh arti..
Mencari kata dibalik sahajanya embun..
Yang kini telah menguap disorot terik..

Hati mereka kembali terbakar..
Tak ada yang dapat menghentikan..

Namun, kelabu nan bijaksana..
Akhirnya tiba membawa petaka..
Petaka bagi mereka..
Sang pencipta kekacauan..
Yang melawan kebenaran..

Angin yang berani..
Berhembus dahsyat menerpa dahan..
Ranting-ranting berjatuhan..
Hingga kejahatan menyeruak..
Diantara topan yang berkecamuk..

Aku berlari, tak kenal arah..
Mencari tandu sang penyembuh luka..

Namun..
Semuanya telah percuma..
Karena yang kulihat..
Jasad itu telah terkapar..
Dipadang gersang nan luas..
Ditaburi air dari langit..
Bersimbah darah perjuangan..
Tertusuk pedang kecurangan..

Jasad itu yang telah kalah dalam peperangan..
Dan menang dalam kebenaran..

Tenanglah hati..
Esok mata akan menatapnya lagi..
Dipagi buta sebelum fajar..
Dipermukaan daun yang masih basah..
Kan ku temui lagi dia..
Kan ku sentuh lagi dirinya..
Embunku..
Penyejuk sukma ku..

Embun – oleh Rahayu Budiyani
Bogor

Leave a Comment