Dahulu hanya ada manisan rindu
Menghitam kamar bermawar
Secangkir asma terhampar dilantai
Tetap tertahan sembilu yang terus mengucurkan darah
Bukan darah,raga yang menemani semalam
Untaian sajak sederhana oleh hatinya
Sementara imaji meninggalkan waktu
Untuk satu
Terlukis diantara serpihan senja
Menghapus kata yg tertinggal lagi
Bunuh..Bunuh saja semua sejatiku
Biarkan darah terserap gulita malam
Hanya maaf ketika pagi ku tak hadir lagi
Karena besok tak ada senja lagi
Terdengar melodi yang berjalan
Ingin menatap ku berarak
Bersihkan angin yang selalu membawa kabarnya
Di pondok bambu ini hanya bernafas saja
Untuk menunggu malam kembali lagi
Menanti anai-anai bercumbu disini
Bukan Masalalu Yang Menangis – oleh Komarudin
Indramayu
Ini puisi hati yang lagi galau ya Mas/Mbak ? kenangan yang mungkin tidak akan bisa kembali. Keren puisinya