Taman Kota Kenangan

Nuansa keindahan Taman Kota masih membekas,
Terselip dalam setiap jengkal kubernapas,
Saat ragaku dan ragamu bersatu,
Menjadi saksi atas pengakuan cintamu.

Semilir angin malam menyeruak hangat,
Menemani guncangan hati yang dahsyat,
Menyapa indahnya malam gelap gulita,
Membekas secercah pil pahit goresan luka.

Tersayat sembilu hati menangis,
Terhantam puluhan batu rasa meringis,
Menandakan hujan akan turun kembali,
Dari kelopak mata membasahi pipi.

Masih adakah cinta untukku?
Masih adakah tempat untukku?

Terlambat sudah aku mengetahuinya,
Bagai dihujam kerasnya batu karang,
Namun, aku tetap akan memilih bersamanya,
Maaf, yang telah melukaimu.

Puisi ini Karya : Izah Cahya Novembrilianti
https://www.facebook.com/izah.cahya

Leave a Comment