Dear Kupu Jingga – oleh Herayanti

Ada kebahagiaan yang terpendam ketika rasa cinta tak diungkapkan. Ada hati yang tersayat ketika rindu tak tersalurkan. Ada rinai hujan yang mengiringi setiap pekan ketika tekad hati terabaikan.
Ada rasa sesak terdalam ketika jamuan selalu terhiraukan
Ada kesedihan terselip diantara kebahagiaan ketika candaan terlontar dalam nada chat, padahal kepastian dan kalimat bijak serta dewasa adalah keagungan yang selalu dinantikan .

Singgasana masih menanti di altar hutan bunga berbalut kupu-kupu jingga.
Akankah penantian panjang berakhir seperti fairy tale? happy ending sebagai saksinya?
Dongen peri atau kisah maharaja bertemu sang putri dengan pengorbanan tragis dan berakhir manis.

ketika reflection song menjadi saksi perjalanan penantian yang panjang. Bagaimana kah dengan dirimu?
Akankah gurauan canda selalu kan diberikan? padahal
ini bukanlah permainan teka teki dan guyonan ,bukan seperti dongeng lucu yang selalu di berikan ibu kepada bayi mungil.
Berbicaralah dengan bijak dan dewasa. Supaya diri paham kemana langkah kaki berarah, kemana kaki berpijak, kemana rasa rindu berakhir dengam semestinya.

Dengan nada sama yang selalu membisiki telinga.
Alunan musik relaks dan refleksi akan selalu hadir menemani, hingga tua ini.
Selimut rindu dan pengharapan semu itu akan tetap menyelimuti kala dingin malam hari menusuk nadi, hingga darah perlahan membeku.

Hingga nanti tubuh merangkak, berjalan perlahan, lalu tumbang di tengah jalan.
Hingga nanti hanya bisa terbaring di ranjang, menatap perlahan, berkedip dan bernafas sesak. Tetap masih berselimut sama, selimut rindu.. Menanti kedatanganmu meski sepucuk surat dengan kertas lusuh di makan tikus. Hanya tertinggal nama mu dan kalimat rindu.
itulah pengharapan dn penantian dengan berujung baik. Hingga mata terpejam dan mengikhlaskan mu pergi dengan kebahagiaan.

Dear Kupu Jingga – oleh Herayanti
Fb : Herayanti
Twitter : @herayanti92
Instagram : @herayanti2
Blog : herayanti2.blogspot.com

Leave a Comment