Keterasingan yang tlah biasa
Harusnya tak berarti apa-apa
Oh… haruslah bagaimana?
Jika rasa masihlah sama
Angin…
Kemana perginya engkau?
Mengapa tak kau bawa aku juga?
Musnah dari pandangan hina
Menghilang dari peradaban mata
Hujan…
Mengapa tak kau curahkan kehidupanmu yang melimpah?
Pada sepetak tanah yang gersang ini
Tandus yang kerontang meremukkan segala
Lahan yang kering ini tiadalah berguna
Matahari…
Sinarmu yang hangat tlah membakar diri
Jadi debu yang tak kasat mata terbawa sang Angin
Menjerit oleh keputusasaan yang terasa
Semakin membakar jiwa dalam raga
Bintang…
kemana kerlipmu yang jenaka?
Mengapa kau malu-malu tuk nampak?
Sedang Bulan sedang merindumu
Untuk menemani malamnya di Angkasa yang kelabu
Hampa – oleh Siti Nur Jannah
Pasuruan
Fb: Itis Seatea Sweetiee