Ayah Rindu – oleh Riris S Sijabat

Semilir angin menyapu wajahku
sejuta gundah menyerang hati
beribu Doa di ujung bibir
titik-titik peluh membasahi wajah
menanti detik-detik kelahiranmu
anakku…
Dengan bahasamu,kau memanggilku
dengan tangismu, kau merinduku
dengan ocehanmu,kau mengajakku bermain
Waktu berlalu…
dengan seragam putih-merah
kau melangkah ke sekolah
kau cium tanganku, genggam tanganku
seakan tak mau jauh dariku
ke kecup dan ku peluk meyakinkan bahwa kau akan baik-baik saja
kita bermain,tertawa,dan sangat bahagia

Waktu terus berlalu….
masa remajamu telah tiba
jagoan Ayah sudah besar
hanya salam tangan dan tegur sapa seadanya
kau memanggilku saat kau dalam sulit
kau mencariku saat kau perlu aku
tak ada bermain, tak ada tertawa bersama
kau sibuk dengan duniamu
Waktu semakin berlalu….
Dunia kerjamu membuatmu lupa untuk pulang
enggan untuk menelepon
walau hanya sekedar menanyakan kabar
tak kau rasakankah kerinduan ini?
Ayah semakin renta, kau tak kunjung pulang
kau datang untuk meminta restu atas pendamping hidupmu
tak kau kenalkan Ayah dengan cucuku
Ayah semakin renta…
Saat kau pulang, hanya untuk menabur bunga di atas makamku
Ayah rindu nak….

Ayah Rindu – oleh Riris S Sijabat
Sidikalang
fb: Riris S Sijabat

Leave a Comment