Seorang anak kecil Berbedak debu liar
Kaos putih bernoda coklat
Boxer penuh jahitan nakal
Kaki telanjang tak ber sandal
Terik siang membakar kepalanya
Menggosongkan warna wajahnya
Bola mata dengan pandangan sayu
Bibir kering penuh celah celah
Dengan lirih senandungkan nada
Seiring denting gitar di tangan
Melagukan syair tentang kehidupan
Coba mengetuk hati para pengendara
Ribuan mata menangkapnya
Tapi sehitung jari yang mengasihinya
Adapula mengirisnya dengan pedang lidah
Kadang pula selembut sutra kasih di dapatnya
Di ruang renungan bertanya pada ibu pertiwi
Mengapa kau titipkan aku pada para menteri?
Yang tak ada di kepalanya selain diri sendiri
Dan aku terlantar menengadah di tengah kota mengharap kasih para pemberi
Ibu……….
Rumahku terinjak gedung besar para bisnismen
Kau tau?!pepohonan berdaun rindang atapku
Lembut Pafing trotoar kasurku
Angin siang angin malam selimuti tubuhku
Pengamen di lampu merah – oleh La Javanica
Situbondo, 2015
Jawatimur, Indonesia