Langit mulai ceria, dengan senyum menawan menghias birunya langit.
Awan putih berarak membentuk rupa nan indah
Di bawah sana, sejuta manusia yang bersembunyi di bawah mantel
Kini menampakkan wajahnya
Bising pun semakin menguat
Memekak telinga para pejalan
Tak peduli dan terus saja berteriak
Mendendangkan lagu tanpa nada
Tersirat senyum manis itu lagi
Begitu lembut, tulus dan menyentuh
Sungguh, tak ingin aku melepas sedetik pun
Tetap ingin ada di sini melihatnya, melewati hari bersamanya
Rasa ini semakin kuat
Seperti bom yang siap meledak
Tak mampu ku tahan
Hingga derai air mata pun tak terbendung lagi
Tuhan, andai ia tahu
Apa yang ku rasa untuknya
Betapa ingin aku ada di hatinya
Melengkapi hidupnya
Namun, tetap ku tahan rasa ini
Hingga waktu yang kan menjawab
Di Bawah Langit Kota Makassar – oleh Gusnawati
Palopo, Sulawesi Selatan