Tenggelam Dalam Hitam

kelopak mata ini terbuka…
awalnya aku menangis
manusia di ujung mata mulai tersenyum tipis
manusia pertama yg kulihat
kata mereka aku boleh memanggilnya ibu
ia menimang dengan irama senandung malam
begitu seterusnya…
hingga aku tenggelam dalam hitam
aku hidup dalam tidurku
sepasang mata terus perhatikan raga mungil ini
perlahan wujud itu mengais pipi ini dengan lembut
lalu wujud itu berkata
“ia malaikatmu, dan ini adalah mimpimu”

malam itu aku menangis…
tangisan yang memecah sunyi di belantara sepi
ia terbangun dengan setengah mata terbuka
lalu…
ia menimang dengan irama senandung malam
begitu seterusnya…
hingga aku tenggelam dalam hitam

sampai di ujung umurnya
aku selalu mengucap do’anya
di sepertiga malam tanpa riuhnya
aku mulai belajar bagaimana hidup mengukir kisahnya
begitu sempurna…
aku mulai belajar bagaimana waktu berguguran mengurai cerita cintanya
begitu sempurna…

kata mereka tidak ada yang sempurna
perlahan aku tercekat dalam kata-kata
angin utara yang mendesak
membuatku tak berkutik membuat jejak
aku dihantui putus asa
bagaimana jika aku tak sanggup?
bagaimana jika aku gugup menghadapi hidup?
sampai pada suatu akhir aku tersungkur

sekarang siapa?
siapa yang akan menimangku dengan irama senandung malam hingga aku tenggelam dalam hitam?

disaat ketenangan mulai menghasutku
aku teringat wujud rapuh itu
ya aku ingat…
kata mereka aku memanggilnya ibu

“tak perlu menjadi sempurna, hanya untuk sekedar mengejar mimpi dan asa, jadilah yang terbaik, lalu kejar angan tanpa harus menoleh berbalik”
itu pesan terakhirnya
pesan yang ia bawa dipelukan sang lahad
dan di batu nisan itu namanya dipahat

Karya : Z. Hanif
http://baitmimpi.blogspot.com

2 thoughts on “Tenggelam Dalam Hitam”

Leave a Comment