Dalam hening samadi
kubiar wajahku dicabar angin
yang menghimpit seluruh sampai segala yang luruh
aku dilepas takdir ketengah-tengah para penyair
yang sedang menyantap puisi-puisinya
disela aku menjadi kembara mencari mataair
aku mengapung gamang diatas permukaan laut khouf roja’ku
sambil menyuarakan risau, galau, balau, lalu meracau
demi kedigdayaan mencipta kata
aku mengejar lajur laknat cinta
yang mengepul diantara perjanjian sakral
yang tibatiba menggigilkan ujung penaku
saat tiap entah menyimak sajak para penyair itu…
lalu, mataku menyala dikobar airmata : trenyuh
kemarilah wahai…
penyair yang ditakdir ngalir bagai musafir
pelangikan dzikirku dengan sajak-sajakmu
ajari aku santun menulis gerimis
ditengah kesiur deru yang merenda saat rinduku mendera
akan kukibarkan api ditengah kau asyik bersendawa
dalam hening samadi
aku khusuk menyimak sajak para penyair itu.
12102011, 22.19 malam…DEMAK
keren broo