Advertisement
Sedikit lepas menjangkau sisipan
Banyaklah sudah beruban-uban
Ada kalanya hidup menuai kehidup
Gelap dulu lalu terang masai sisir
Dingin benar menusuk sulaman purba
Pintal
Tenun
Rajut
Semayamkan di garba
Duka dukalah di hari kemarin
Sisanya bahagia menitiskan kain
Sebentar luka, lalu lama nestapa gerak
Tak merasa meski sama pernah berbiak
Afwan,segala yang lalu
Berbenah masa berbenah waktu
Di tengah kota denpasar sembilu
Bahasa ini mulai melarung rindu
Kepada Nafas yang Kutiup – oleh Rony Firmansyah
Denpasar Bali
http://madeinprobolinggo.blogspot.co.id
Advertisement